FAQ Tentang Indigo Incubator

28/01/2014 #nDigital

2067688

Apa yang dimaksud dengan Indigo Incubator?

Indigo Incubator adalah program komprehensif yang didesain khusus untuk mendukung perkembangan startup Indonesia. Output dari program ini adalah entitas bisnis yang memiliki prospek yang baik di tingkat nasional dan global, berbasis produk IT yang disukai oleh pasar.

Fasilitas apa saja yang disediakan oleh Indigo Incubator?

Indigo Incubator disebut program yang komprehensif karena mencakup fasilitas, pendanaan, pendampingan bisnis / mentoring, hingga ke pemasaran. 
Dalam aspek pendanaan, Telkom akan menyediakan seed-capital mulai ratusan juta hingga miliaran rupiah per startup, sehingga tidak ada lagi kendala keterbatasan modal dalam mengembangkan kreativitas.

Bagaimana cara ikut serta dalam Indigo Incubator?

Dengan mendaftar pada web ini selanjutnya mengirimkan inovasinya (ide/produk/bisnis) sesuai dengan sub kategori. Selanjutnya akan dilakukan seleksi/penilaian oleh tim Juri sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Siapa saja yang berhak ikut serta ?

Seluruh warga negara Indonesia, startup/entrepreneur dengan tim yang solid dan memilki inovasi kreatif digital. Kompetisi ini tidak berlaku bagi karyawan TELKOM.

Apakah boleh membentuk tim lebih dari satu?

Silakan membentuk tim sebanyak-banyaknya sehingga semakin banyak insan-insan  kreatif Indonesia yang bisa unjuk gigi.

Bolehkah memasukan WNA sebagai salah satu anggota tim?

Program Indigo Incubator ini mengutamakan startup lokal, namun bila anggota WNA tersebut bisa membantu agar produk yang dikembangkan nanti bisa berkembang ke level internasional, maka diperbolehkan untuk menambahkannya sebagai anggota tim. Silakan dijelaskan posisi ybs dalam tim, nanti akan dilakukan evaluasi oleh Tim Juri.

Apakah satu tim boleh submit beberapa ide?

Tim boleh submit beberapa ide, namun silakan dikirim masing-masing secara terpisah karena evaluasi akan dilakukan per idea/product/business yang disubmit.

Apa kriteria penjurian ?

Pemilihan pemenang dilakukan berdasarkan kriteria penjurian sebagai berikut :

  1. PRODUCT:  Originalitas dan kualitas karya, termasuk kesiapannya masuk ke pasar.
  2. PROFITABILITY: Kejelasan model bisnis, kesiapan strategi pemasaran, pengembangan bisnis dan perencanaan keuangan.
  3. PERSONALITY & TEAM: Karakter dan kemampuan perorangan dan tim, yang  diperlukan untuk menjadi seorang digitalprenuer tangguh.
  4. PROSPECT TO COLLABORATE: Prospek untuk koloborasi dengan Telkom Group disesuaikan  dengan strategi Telkom secara keseluruhan.

Keputusan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Apa saja hadiah bagi peraih Indigo Incubator?

Dukungan pengembangan bisnis tersebut berupa seed capital hingga 250 juta per perusahaan startup dengan opsi pendanaan lanjutan bagi produk yang memiliki prospek bisnis yang sangat baik, tempat kerja yang bersifat co-working space dan telah dilengkapi oleh infrastruktur digital, server dan perangkat lain yang digunakan untuk pengembangan dan pengujian aplikasi, akses kepada platform teknis yang telah dimiliki oleh Telkom Group, mentorship atau pendampingan bisnis oleh professional yang telah teruji di bidangnya bekerjasama dengan MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia), hingga kerjasama strategis untuk memasarkan produk yang dikembangkan kepada 150 juta pelanggan Telkom di 10 negara.

Bagaimana dengan Hak Cipta dari Karya yang diikutkan dalam Indigo Incubator?

Hak Cipta dari Karya yang didaftarkan dalam program Indigo Incubator ini adalah tetap menjadi milik peserta.

Bagaimana cara meng-Upload karya dalam bentuk video animasi yang ukurannya relatif cukup besar?

Karya dalam bentuk Animasi, Short Movie dan Video Clip harap menyertakan link untuk streaming atau menampilkan karya digitalnya ke YOUTUBE.com atau website lain yang mudah untuk diakses.

Pada formulir isian form ‘Personal Inti Team’ di bagian ‘Komitmen Waktu’ terdapat pilihan ‘Full Time’, dan ‘Part Time’. Bagaimana penjelasannya?

Full Time adalah komitmen utk menyediakan waktu secara full hanya utk menyelesaikan project ini bila nanti lolos seleksi. Sementara Part Time berarti selain mengerjakan proyek ini masih sambil paralel mengerjakan project2 yg lainnya. Ini menjadi pertimbangan penting dan dominan dalam pemilihan startup.

Mengapa Karya yang sudah saya submit statusnya masih “unpublish”?

Status awal dari karya yang sudah disubmit adalah “Not-published”. Administrator akan mengecek karya yang sudah disubmit sebelum mengganti status karya yang sudah masuk menjadi “published”. Adapun hal-hal yang dicek antara lain sebagai berikut:

  • Apakah form pendaftaran sudah diupload?
  • Apakah isian yang ada di form pendaftaran sudah diisi dengan lengkap?

Melihat Lagi Perkembangan Startup di Indonesia

26/01/2014 #nDigital

Perkembangan startup di Indonesia saat ini sangat pesat dan dinamis. Ide yang dihadirkan juga sangat beragam, kreatif, dan berkualitas. Hal ini dikarenakan informasi dan aktivitas terkait dengan pengembangan startup makin banyak dan mudah diakses.

Menurut Andi S. Boediman, direktur Ideosource, ada dua gelombang startup di Indonesia yang cukup menggembirakan. Gelombang pertama, orang-orang yang tadinya bekerja sebagai profesional di perusahaan besar yang kemudian tidak segan-segan masuk ke dunia startup. Gelombang kedua adalah orang-orang Indonesia yang tadinya bekerja di luar negeri, kembali ke Indonesia untuk membangun startup. “Mereka kembali di Indonesia untuk membangun model kewirausahaannya sendiri. Dua gelombang inilah yang menjadi tanda positif dari startup Indonesia,” kata Andi.

Bornevia

Di Indonesia, ada banyak startup yang founder-nya pernah bekerja di perusahaan Silicon Valley (Amerika Serikat). Salah satunya adalah Bornevia, sebuah startup helpdesk berbasis web yang membantu perusahaan menghadapi kesulitan dalam menangani customer support secara online.

Tim Bornevia menjelaskan bahwa situs ini adalah “sebuah CRM customer support dengan direktori kontak yang terintegrasi dan sistem manajemen tiket.“ Dengan Bornevia, pengguna bisa mengintegrasikan media sosial mereka dengan akun email dan menangani interaksi dengan pelanggan mereka di sana. Dua orang yang berada di balik startup ini adalah Benny Tjia dan Tjiu Suryanto. Benny pernah kuliah di University of Michigan dan Stanford, kemudian bekerja di Yammer sebagai teknisi software, dan kemudian bekerja di Astra Internasional di Jakarta.

Beberapa pengguna beta Bornevia berasal dari Indonesia, India, Afrika Selatan, Kanada, dan Amerika Serikat. Saat ini Bornevia bisa digunakan secara gratis dengan fitur yang terbatas. Tapi mereka akan segera membuka versi unlimited dengan harga USD 12 (Rp 140.000) untuk tiap pengguna per bulan.

picmix

Startup Indonesia yang tidak kalah hebatnya adalah PicMix. Sebagai salah satu jejaring sosial di Indonesia, PicMix sudah memiliki 15 juta pengguna di seluruh dunia dan 225 juta foto di-upload di platform-nya. Padahal startup ini baru berusia dua tahun.

Pada tahun 2013, PicMix memiliki 15,5 juta pengguna terdaftar, 900.000 pengguna aktif per hari, dan 48 persen pengguna aktif per bulan. 35 persen pengguna mereka berasal dari Indonesia, dan menariknya diikuti oleh Afrika Selatan dan Venezuela di peringkat kedua dan ketiga. Dulu startup ini juga menerima dana sebesar USD 7 juta dari Erajaya, yang merupakan salah satu distributor handphone terbesar di Indonesia. Kerja sama itu juga membantu perkembangan PicMix, karena Erajaya meng-install PicMix di semua handphone mereka sebelum dijual.

Melihat paparan di atas, rupanya perkembangan bisnis startup di Indonesia sangat pesat dan menjanjikan ya. Sekali lagi nih, tertarik terjun ke dalam bisnis startup?

 

Sumber:

http://id.techinasia.com/demi-membuat-software-customer-support-impian-kedua-orang-ini-kembali-dari-amerika-serikat/

http://id.techinasia.com/fireside-chat-bagaimana-picmix-mendapatkan-10-juta-pengguna/

http://www.tempo.co/read/news/2013/04/29/172476596/Perkembangan-Startup-Indonesia-Mengejutkan

http://www.the-marketeers.com/archives/dua-gelombang-pelaku-startup-di-indonesia.html#.UuT5OxDZHIU

#nDigital: Apa Jenis StartUpmu?

#nDigital

Konsumen digital di Indonesia yang makin luas juga membuat banyaknya muncul start up-start up baru di Indonesia. Start up makin lama juga makin beragam dan menjangkau hampir semua aspek kehidupan dan semua kalangan.

startup

Bagi ibu-ibu yang suka belanja barang-barang kebutuhan rumah, ada start up jenis Daily deals and Group commerce yang siap memudahkan belanja. Contohnya adalah melalui LivingSocial dan Groupon. Bagi anak muda yang sangat suka bermain game di handphone, Rovio dan Zynga menjadi start up jenis Mobile gaming yang memfasilitasi kesukaan anak muda itu.  Serta masih ada banyak jenis start up lain yang sudah ada dan masih bisa dikembangkan.

Daftar jenis-jenis start up yang bisa dikembangkan di Indonesia:
1. Photo Sharing: Instagram, Piictu, Pinterest, Sicerely.
2. Social Commerce: Storenvy, Goodsie, Magento.go.
3. Micro hiring: Zaarlu, Fiverr, Craigslist, TaskRabbit.
4. Mobile payments: Google Wallet, Giftly, Square, Intuit, Mobile Card.
5. Education, Teaching, Blackboard killers: Skillshare, TutorSpree, Hoot.me, Coursekit, Coursehorse.
6. Music Sharing: Spotify, Rdio, MOG, Turntable.fm.
7. Last minute bookings: Hotel Tonight, Lifebooker, Savored, ZocDoc.
8. Monthly deliveries: GuyHaus, ManPacsk,m FreshDirect, ShoeDazzle.
9. Video job interviews: Ovia, Skype, Google Hangouts.
10. Making technical things easy for non-techies: Onswipe, Goodsie, Flotype, Onepager.
11. Social eReading experiences: Copia, AppAddictive, BookTracks.
12. Renting everything: GetArround, Airbnb, Liquid Space.
13. Mobile gaming: Rovio, Zynga, Lima Sky.
14. Daily deals and Group commerce: LivingSocial, Groupon, SignPost, Group Commerce.
15. Online dating: JDate, Match, OkCupid.
16. Social travel and events: Soonar, Nextstop, SpotOn.
17. Social news recommendation: Meebo, Twitter, Shelby.
18. Flash Sales: HauteLook, Ideeli, Gilt Groupe.
19. Social Networks for groups: Path, Facebook Page, Kohort.
20. Check-ins: Foursquare, MyTown, Gowala.

Tertarik untuk membangun sebuah start up? Apa jenis start up mu?

Startup itu apa sih?

25/01/2014 #nDigital

slide_catchingup

Mendefinisikan start-up sering kali menjadi hal yang sangat sulit. “Lha gimana mau bisa mendefinisikan wong artinya aja masih ga ngerti.” Kira-kira begitulah ucapan sebagian besar pemuda-pemudi Jogja yang sempat saya tanyai beberapa hari ini. Rupanya, istilah ini belum cukup populer dikalangan pemuda-pemudi Jogja.

Menurut Andin Rahmana (@andinrahmana), seorang pemuda yang sedang berkuliah di Jogja dan mengaku sebagai tenaga kerja digital, Startup adalah perusahaan baru yang biasanya bergerak di bidang teknologi informasi dan menggunakan media internet sebagai platform nya. Perusahaan ini menghasilkan produk-produk digital (seperti aplikasi web atau layanan melalui website) dan biasanya isu produknya berhubungan dengan permasalahan sehari-hari. Karena spesifikasi teknologi informasi ini lah kemudian istilah bisnis start-up sering di identikan dengan pekerjaan bagi  tech savvy. Padahal, untuk membuat sebuah bisnis start-up seseorang tidak harus memiliki background sebagai tech savvy asalkan memiliki ide yang out of the box. Sebagai ilustrasi, ide merupakan bahan pokok bagi sebuah bisnis startup, namun bahan pokok tersebut tidak akan menjadi bisnis startup apabila tidak diolah sedemikian rupa dan dimasak hingga matang, dari sini dibutuhkan tenaga ahli seperti tech savvy.

how-to-do-a-startup

Pada dasarnya, membuat startup merupakan hal yang mudah bagi mahasiswa. Kenapa? Selain masih memiliki kreativitas, semangat, dan idealisme, mahasiswa juga masih memiliki kebebasan dan tidak memiliki tuntutan untuk mendapatkan uang dengan cepat. Mahasiswa masih memiliki umur yang panjang, sehingga apabila bisnis tersebut mengalami kegagalan mahasiswa masih memiliki semangat untuk belajar dan mencoba lagi hingga berhasil. Selain itu, mahasiswa masih bebas meng-explore dunia ini, apabila kita mulai mengelola bisnis start-up dari sekarang, 2 – 3 tahun kemudian, umur kita sudah matang untuk mengolahnya lebih serius.

Yang perlu dilakukan untuk memulai bisnis startup adalah ciptakan ide-ide brilian kalian, realisasikan, dan bekerjasamalah dengan teman-temanmu untuk menciptakan bisnis tersebut. Hal yang penting juga, jangan lupa untuk memanfaatkan kemudahaan teknologi di era ini dan jangan takut untuk gagal seperti kata Steve Jobs, “Let’s go invent tomorrow, rather than worrying about what happened yesterday” jadi jangan takut gagal dan mencoba lagi. Tertarik untuk berbisnis startup?