News & article

4 startup Indonesia bersaing untuk pergi ke Dubai

18/01/2014 news

Pada hari Senin lalu, GEPI (Global Enterpreneurship Program Indonesia) dan Turn8, sebuah perusahaan inkubator dari Dubai, bekerjasama mengadakan acara Innov-a-thon, sebuah kompetisi pitching bagi entrepreneur dan inovator Indonesia yang berhelat di Jakarta. Di acara ini, Turn8 mencari model bisnis dan ide teknologi yang dapat dikembangkan dalam program seed accelerator mereka selama 120 hari di Dubai, UAE. Sebanyak 18 startup turut serta dalam ajang pitching tersebut.

Para peserta mempresentasikan ide mereka di depan panel juri Innov-a-thon, yang terdiri dari Fung Lestario (direktur eksekutif dari GEPI), Sanny Gaddafi (Direktur of Jakarta Founders Institute), Yousif Altumawa (CIO dari DP World), dan Kamal Hassan (Direktur dari Turn8 Seed Accelerator). Dalam sesi pitching, setiap peserta diberi waktu presentasi selama lima menit dan sesi tanya jawab dengan juri selama tiga menit dengan menggunakan bahasa Inggris.

Dari 18 startup yang ikut serta di Innov-a-thon, berikut ini adalah empat finalis yang terpilih:

1. Tresure System

Trasure adalah aplikasi mobile smartphone yang membimbing penggunanya agar dapat menjadi lebih ramah lingkungan. Contohnya adalah dengan menganjurkan pengguna untuk memilih produk yang lebih ramah lingkungan saat berbelanja, menghitung jumlah sampah yang dihasilkan dari daftar belanja, serta memberi hadiah bila pengguna membuang sampah di tempat sampah khusus dari sistem Trasure.

Aplikasi ini dikembangkan oleh Arlisa Febriani dan tim. Saat ini, Trasure masih berupa konsep dan sedang mencari pendanaan serta koordinasi lebih lanjut dengan perusahaan dan pemegang saham.

2. Getourguide

Getourguide menawarkan layanan rekomendasi wisata di kota Yogyakarta dan Singapura. Pengguna dapat memasukkan beberapa informasi seperti jadwal liburan, jenis wisata, dan besar biaya berlibur untuk mendapatkan rekomendasi yang lebih sesuai. Getourguide juga menampilkan rekomendasi rencana wisata tersebut berdasarkan hari, lokasi, dan jadwal wisata.

Getourguide saat ini dikembangkan oleh Budi Raharjo dan tim. Getourguide juga sempat kami liput di acara Jogja Startup Day beberapa waktu lalu.

3. Claps

Claps adalah sebuah aplikasi mobile yang memberitahu pengguna pola timbul dan penyebaran suatu peristiwa seperti bencana alam dan penyakit di sebuah tempat. Contohnya, pengguna Claps dapat mengupload foto tanda-tanda bencana alam seperti erosi tanah, banjir, dan kegundulan hutan di aplikasi ini. Foto yang telah diupload akan dianalisa sebagai data untuk memprediksi bencana alam di masa depan.

Claps saat ini dikembangkan oleh Dino Fitriza dan tim. Dino juga sempat menuturkan bahwa Claps dapat dikembangkan untuk mempelajari pola kejadian hal lain seperti tren musik, fashion, gerakan politik, dan sebagainya. Produk Claps masih dalam tahap prototipe.

4. Eagle Eyes

Eagle eyes adalah sebuah software yang mempertemukan konsep Hotel.com dengan Google Street view. Dengan software ini, hotel dapat membuat tur virtual dengan bentuk panorama 360 derajat. Keberadaan fitur ini berarti wisatawan dapat melihat ruangan suatu hotel secara lebih menyeluruh. Eagle Eyes saat ini sedang dikembangkan oleh Tiyo Avianto dan tim. Sebelum ini, Tiyo juga terlibat dalam pembangunan startup Solusi Hardware, sebuah platform e-commerce yang menjual bagian dari laptop, aksesoris, dan perangkat game.

Dan pemenangnya adalah…

Trasure secara resmi akan mengikuti program akselerasi dari TURN8 di Dubai selama empat bulan. Sedangkan ketiga finalis lainnya saat ini masih menjalani masa seleksi. Di masa ini, para juri akan melakukan penilaian lebih lanjut mengenai tim dan ide startup mereka dimana satu atau bahkan ketiga finalis tersebut bisa turut bergabung dalam program akselerasi TURN8 di Dubai. Hasil akhir dari acara Innov-a-thon ini rencananya akan diumumkan pada tanggal 20 Januari.

(Sumber:  http://id.techinasia.com/4-startup-indonesia-ini-bersaing-untuk-pergi-ke-dubai/)